Sastra Koran

Dessy Wahyuni
riaupos.co

Publikasi karya sastra melalui koran sudah sangat lama terjadi di Indonesia. Hampir semua sastrawan Indonesia memanfaatkan koran sebagai media untuk “mengiklankan” karya (dan nama) mereka kepada publik. Sebut saja Seno Gumira Ajidarma, Yanusa Nugroho, Taufik Ikram Jamil, Nurzain Hae, Raudal Tanjung Banua, Marhalim Zaini, dan Fakhrunnas M.A. Jabbar (tentu masih ada sederetan nama lainnya). Berkat karya-karya korannya, nama mereka pun menjulang cakrawala. Continue reading “Sastra Koran”

Perempuan dan Sastra

Dessy Wahyuni
riaupos.co

PEMBAHASAN mengenai perempuan sebagai makhluk sosial tidak kunjung surut. Berbagai hal tentang perempuan itu dapat dikupas. Pembicaraan mengenai perempuan sangat menarik, baik bagi kaum laki-laki maupun bagi kaum perempuan. Daya tarik perempuan banyak menghiasi berbagai ruang dalam kehidupan, baik dalam ruang hukum, sosial, politik, ekonomi, seni, budaya, maupun sastra. Continue reading “Perempuan dan Sastra”

Sesat Pikir Tentang Apresiasi Sastra

Dessy Wahyuni *
riaupos.co

Sastra adalah entitas yang unik, dinamis, dan multitafsir. Sastra kerap bersentuhan dengan
ranah batin dan memberikan sesuatu yang tidak kasat mata. Kata-kata yang memiliki nilai seni dan budaya ini merupakan sebuah keindahan dengan makna tertentu. Makna tersebut akan terkuak jika diapresiasi. Melalui proses apresiasi itu, karya sastra akan menghasilkan nilai-nilai kemanusiaan yang mengendap dalam khazanah batin pembaca/penikmat sastra. Continue reading “Sesat Pikir Tentang Apresiasi Sastra”

Sastra Indonesia dalam Arus Globalisasi

Dessy Wahyuni *
Riau Pos, 29 Des 2013

BAHASA tanpa sastra bagaikan jasad tanpa ruh. Bahasa tidak punya semangat jika tidak ada muatan sastra. Sastralah yang membuat bahasa menjadi hidup. Dalam sastralah terkesan harapan dan cita-cita masyarakatnya. Pernyataan ini seringkali diungkapkan U.U. Hamidy pada banyak kesempatan. Ia memberikan pengertian bahwa kreativitas sastra sangatlah penting dalam bahasa. Ia ingin keberadaan dan peranan sastrawan beserta karyanya diperhitungkan dalam perkembangan zaman. Continue reading “Sastra Indonesia dalam Arus Globalisasi”

Kenangan Agus Noor dalam “Kunang-kunang di Langit Jakarta”

Dessy Wahyuni *
Riau Pos, 24 Nov 2013

WATAK sastra selalu terbuka terhadap tafsir. Tidak pernah ada tafsir tunggal. Setiap pembaca memiliki argumentasi yang berangkat dari latar belakang pengetahuan, pemahaman, serta apresiasi yang berbeda-beda. Sastra selalu membuka diri terhadap kemungkinan tafsir, karena justru di situlah keindahan itu bekerja. Hal itu menjadi sensasi keindahan yang bergerak, menelusup ke dalam sanubari masing-masing orang yang mendekatinya. Continue reading “Kenangan Agus Noor dalam “Kunang-kunang di Langit Jakarta””