Nana Sarea

Dina Oktaviani *
Jawa Pos, 13 Jan 2008

Ketika lalat-lalat kerotot menghampiri pondoknya suatu pagi hari, Tuan Sarea telah berada di perbatasan antara kampungnya dan kampung Arah Barat, jauh dari ladang-ladangnya. Bersama Layantara ia menyusuri pohon-pohon kering terakhir yang menjadi bagian kampungnya yang berada di Tengah Pulau Besar. Continue reading “Nana Sarea”

MEIN

Dina Oktaviani
jawapos.com

”Aku tak bisa menanggung lagi, Al.” Vi memulai kesedihannya; bersedih lagi setelah berusaha bertahan untuk beberapa hari dalam keriangan palsu, selalu palsu.

”Kau tahu aku mencintainya seperti anakku sendiri, kau tahu, kan?”

Aku mengerdip, bukan untuk menjawabnya. Continue reading “MEIN”

Rendez-Vous

Dina Oktaviani
entertainmen.suaramerdeka.com

DIA sudah tidak tahan lagi. Beratnya sudah turun sebanyak dua belas kilo selama sepuluh bulan ini. Tapi dia masih harus menahan diri sampai pertemuan itu tiba. Baru pukul empat. Terdengar suara motor berhenti di depan rumahnya. Dia berdebar-debar. Tapi lalu terdengar suara pintu pagar digeser; pintu pagar milik tetangga rumahnya tidak berpagar, dan dia harus kembali bekerja. Continue reading “Rendez-Vous”

Bahasa ยป