Puasa

Djunaedi Tjunti Agus
Suara Karya, 27 Juli 2013

Ini entah bulan puasa keberapa. Setiap memasuki Ramadhan, pikiran teringat ke masa lalu. Ketika usai shalat berjamaah, juga shalat Tarawih, hati dan pikiran kerap ingat kejadian silam. Ingat ketika puasa saat kanak-kanak. Ketika mendekati berbuka puasa, kami bersaudara selalu diberi uang oleh Ayah, kadang Ibu atau Nenek, untuk membeli bekal buka puasa. Kami membeli pilihan masing-masing, ada gado-gado, pisang rebus, juga ada yang membeli kolak. Continue reading “Puasa”

Pak Kades, Seribu Janji

Djunaedi Tjunti Agus
http://www.suarakarya-online.com/

Dengan mimik muka kusut Pak Kepala Desa (Kades) naik ke podium. Dia terlihat lelah, dengan kantong mata makin besar, seperti ada beban pikiran, kecapaian. Beda dari biasanya yang selalu penuh semangat, kali ini Kades sepertinya menyampaikan salam setengah hati.

“Saudara-saudara tentu sudah tahu. Ada kelompok tertentu yang tidak senang terhadap saya. Ingin menjatuhkan saya. Menggusur saya dari tampuk pimpinan,” ujarnya tanpa basa-basi. Continue reading “Pak Kades, Seribu Janji”

Menelusuri Terowongan

Djunaedi Tjunti Agus
http://www.suarakarya-online.com/

ENTAH mengapa wajah-wajah orang yang pernah saya kenal hari-hari terakhir satu demi satu melintas dalam pikiran. Sederetan wajah-teman, senior, guru, dosen-muncul silih berganti. Wajah orang-orang yang pernah jadi tetangga di rumah kontrakan yang pernah kami tempati dan anak-anak mereka pun kerap mengisi pikiran. Bagaimana bentuk wajah atau sosok mereka saat ini? Mungkinkah saya masih bisa mengenali mereka? Di mana mereka sekarang? Continue reading “Menelusuri Terowongan”

Patung

Djunaedi Tjunti Agus
http://www.suarakarya-online.com/

MUSYAWARAH di pendapa kabupaten akhirnya melahirkan kata mufakat. Bupati, anggota DPRD, serta wakil tokoh masyarakat bersepakat di perapatan jalan teramai di kota kabupaten itu akan didirikan patung tokoh paling dihormati di daerah tersebut. Disepakati pula, pengetokan palu atas keputusan pendirian patung akan dilakukan DPRD dalam sidang paripurna. Continue reading “Patung”

Sang Pahlawan

Djunaedi Tjunti Agus
http://www.suarakarya-online.com/

Telah lebih satu bulan Indonesia menyandang gelar juara Piala Dunia 2038, belum ada tanda-tanda puja dan puji terhadap tim nasional bakal surut. Kancang Piliang, salah seorang pemain depan, menjadi bintang utama. Setiap tim nasional diarak di berbagai kota, dia paling banyak mendapat perhatian. Padahal empat tahun lalu, ketika Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, Kancang paling dibenci karena akibat gol bunuh dirinya, Indonesia terlempar di perempat final, dikalahkan wakil Afrika, Kamerun. Continue reading “Sang Pahlawan”

Bahasa ยป