Elly Burhaini Faizal
Suara Pembaruan, 24 Juli 2007
SUNGGUH, malang nian nasib manusia Indonesia! Sebagai manusia, ia nilainya nol di mata manusia Indonesia yang lain. Manusia Indonesia tidak berharga, kecuali jika ia punya definisi hubungan dengan sesama manusia Indonesia yang lain atau masyarakat secara lebih luas. Ismet Fanany, sastrawan asal ranah Minang yang kini bermukim di Australia, barangkali satu dari segelintir orang yang sadar betapa rendahnya nilai manusia Indonesia. Keprihatinan itulah yang tertuang pada Bulan Susut, novel terbaru Ismet yang diterbitkan belum lama ini. Continue reading “Novelis “Pemberontak” yang Cinta Tanah Leluhur”