(Murthada Muthahhari, Pemikir Islam Iran sekaligus penggerak Revolusi Islam Iran 1979)
Catatan kecil Seni Memahami karangan F. Budi Hardiman
Bahrul Amsal * Continue reading “Mengakhiri Fanatisme dan Literalisme”
(Murthada Muthahhari, Pemikir Islam Iran sekaligus penggerak Revolusi Islam Iran 1979)
Catatan kecil Seni Memahami karangan F. Budi Hardiman
Bahrul Amsal * Continue reading “Mengakhiri Fanatisme dan Literalisme”
Imam Nawawi *
Kata “serendipitas” berasal dari bahasa Inggris, serendipity, yang populer sejak 28 Januari 1754. Orang pertama kali yang menggunakannya Horace Walpole, yang menulis sepucuk surat untuk temannya yang bernama Horace Mann. Walpole bercerita kepada temannya itu tentang sebuah penemuan berharga yang selalu tidak disengaja sebelumnya. Continue reading “Serendipitas Saintifik Menurut al-Qur’an: Informasi Tambahan untuk Lukas Luwarso yang Kritis pada F. Budi Hardiman”
Lukas Luwarso
Perdebatan “menghadap-hadapkan” agama, filsafat, dan sains sebagai semacam “perselisihan paradigma” berisiko menghadapi problem trilema (dilema namun menyangkut tiga aspek). Tiga aspek ini cukup sulit dipersatukan untuk menjadi kesatuan paradigma yang koheren, substantif, non-superficial. Kita bisa mengombinasikan dua paradigma, namun agak mustahil menyatukan ketiganya. Mampu menjadi orang yang taat beragama, mendalami filsafat, sekaligus antusias pro-sains. Continue reading “Trilema Sains, Filsafat, Agama”
F. Budi Hardiman *
rumahfilsafat.com
Izinkanlah saya mengutip nasihat seseorang dari lima abad silam yang paling banyak dihujat sekaligus diikuti dalam politik: Niccolo Machiavelli. ”Membunuh sesama warga, mengkhianati kawan, curang, keji, tak peduli agama,” demikian tulisnya, ”tidak dapat disebut kegagahan. Cara-cara macam ini dapat memenangkan kekuasaan, tetapi bukan kemuliaan.” Continue reading “Politik yang Bermartabat”
F. Budi Hardiman
kupretist 12/03/2013
Tujuan agama sejati seharusnya adalah memaknai asas-asas dunia indrawi jauh ke dalam jiwa. – Leibniz
Di samping agama dan filsafat, sains merupakan salah satu bentuk pengetahuan manusia yang gigih mencari makna. Mungkin sains tidak menuntaskan banyak misteri kehidupan manusia, seperti misteri asal-usul kehidupan dan misteri kematian, namun langkah-langkah untuk memecahkan enigma-enigma seperti itu tampaknya berjalan progresif dalam sains. Continue reading “Sains dan Pencarian Makna: Menyiasati Konflik Tua Antara Sains dan Agama”