Fadjriah Nurdiarsih
lifestyle.liputan6.com
Dasmir (50 tahun), seorang guru SMP di Bukittinggi, Padang, Sumatera Barat, mempertanyakan tak adanya acuan dalam mengajarkan esai dan kritik sastra dalam kurikulum Bahasa Indonesia. Walhasil, anak-anak tak cinta dan tak suka menulis kritik dan esai. Ditambah lagi sulitnya mendapatkan novel-novel berkualitas di kotanya. “Toko buku di kota kami hanya ada satu. Itu pun koleksinya terbatas sekali,” ujarnya seraya menggugat dalam acara Seminar Nasional Kritik Sastra pada 15-16 Agustus 2017 di Aula Sasadu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Rawangun. Continue reading “Kritik Sastra Indonesia Kehilangan Arah?”