Kuburan Teater Afrizal Malna

Fahrudin Nasrulloh *
Jawa Pos, 20 Jan 2013

Ada yang tak selesaikah setelah kita menonton teater? Mungkin masih ada bara kecil di puntung rokok yang diludeskan ke asbak dan itu berkelip-kelip sebentar lalu mati, serupa itukah yang mengendap pada diri penonton seusai pertunjukan teater? Kita akan menghadapi Afrizal dengan banyak ketakterdugaan. Ia datang dari dunia pecah belah. Dari dunia puisi-puisinya yang konon disangka gelap. Dari biografi puisi yang tak berhenti mencari rumah bahasanya. Namun teater terus dibuat, dipanggungkan, dan di sanalah bahasa dan peristiwa dalam pertunjukan teater bertemu. Continue reading “Kuburan Teater Afrizal Malna”

Tiga Cerpenis Jawa Timur

Beni Setia *
horisononline.or.id

YANG dimaksudkan dengan tiga cerpenis Jawa Timur dalam tulisan ini adalah: Fahrudin Nasrulloh, yang termanifestasikan dengan kumpulan cerpen, Syekh Bajirun dan Rajah Anjing, (Pustaka Pujangga, Lamongan Februari 2011); dan Mardi Luhung dengan kumpulan cerpen, Saya Jatuh Cinta Lagi pada Istriku (komodo books, Depok Februari 2011); serta R. Giryadi dengan kumpulan cerpennya, Dongeng Negeri Lumut (Satukata, Sidoarjo Januari 2011). Dua bulan di awal 2011, tiga kumpulan cerpen dari tiga cerpenis yang mempunyai latar belakang berbeda, dan bagaimana perbedaan latar belakang itu menentukan corak ekspresi ber-“cerpen” mereka. Continue reading “Tiga Cerpenis Jawa Timur”

SAYA TERSESAT DI CERPEN-CERPEN FAHRUDIN?

Ulasan Kumcer Syekh Bejirun dan Rajah Anjing karya Fahrudin Nasrulloh
Penerbit Pustaka Pujangga tahun 2011
Yuditeha
yuditeha.wordpress.com

Jujur, terus terang, terkadang saya merasa tidak kuat untuk sekedar menyelesaikan membaca sebuah cerpen sampai ke ending, tetapi saya mempunyai komitmen, adalah sebuah kewajiban untuk mengakhiri apa yang telah saya mulai, termasuk membaca sebuah cerpen. Dan saya telah mengakhiri membaca Syekh Bejirum dan Rajah Anjing. Continue reading “SAYA TERSESAT DI CERPEN-CERPEN FAHRUDIN?”

KABAR DUKA

Ahmad Farid Tuasikal *
Radar Mojokerto, 2 Juni 2013

Teruntuk sahabatku Fahrudin Nasrulloh yang telah kembali kepangkuan Alloh SWT pada hari kamis, tanggal 30 Mei 2013

Hujan telah redah. Namun kilat yang menyambar-nyambar di sela gerimis tipis-tipis seakan langit telah resah. Kilat yang menyala ketika senja menyentuh bibir langit magrib kian menggariskan kilatan-kilatan cahaya yang penuh akan pertanda. Entah pertanda akan ada bencana atau pertanda suatu duka. Continue reading “KABAR DUKA”

Bahasa »