Gerson Poyk
http://www.suarakarya-online.com/
Kapal putih itu membawa seratus tahanan politik menyusuri sungai menuju hulu yang jauhnya 60 km dari muara. Karena sungai dalam dan arusnya lemah maka pelayaran tidak memakan waktu lama. Di antara seratus tapol itu, aku yang paling nekat. Melompat dari kapal di malam buta, menyelam beberapa lama dan selama menyelam terasa ada tembakan bertubi-tubi. Untung tak ada peluru mengenai tubuhku. Ketika muncul di permukaan, dalam keadaan menghirup udara, mataku memandang kapal yang yang menembak tadi sudah cukup jauh. Continue reading “Ketika Aku Menjadi Orang Papua”