Komedi Sindiran ’’Hantu-hantu’’ Hang Kafrawi

Musa Ismail
Riau Pos, 7 Okt 2012

SECARA leskikal, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘’hantu’’ diartikan sebagai roh jahat yang dianggap terdapat di tempat-tempat tertentu (2005:387). Ketika disebutkan kata ‘’hantu’’, tentu saja mencuat suasana mistis, menakutkan, atau mengerikan. Karena merupakan roh jahat, hantu bersifat mengganggu atau ‘menggoda’ manusia untuk berbuat sesuatu yang jahat. Continue reading “Komedi Sindiran ’’Hantu-hantu’’ Hang Kafrawi”

Ini Anak Aku, Bukan Anak Kau

Hang Kafrawi
Riau Pos, 29 Juli 2007

Cu Man selalu memegang prisip bahwa anak merupakan loyang atau wadah segala tingkah-laku orang tua. Anak seperti mutiara yang belum diketahui oleh orang banyak: ia memancarkan kilauan suci kepolosan, kejujuran, yang bisa berubah menjadi cahaya suram di masa akan datang: tergantung tingkah-laku atau etika yang dicurahkan orang tua kepadanya. Continue reading “Ini Anak Aku, Bukan Anak Kau”

Catatan Festival Teater Dewan Kesenian Indragiri Hulu: Menukang Teater Idragiri Hulu

Hang Kafrawi *
Riau Pos, 13 Okt 2013

BELAKANGAN ini, denyut kehidupan teater di Riau semakin kencang; bergairah. Kenyataan ini dapat diamati dari pementasan teater yang dipegelarkan. Pada tahun 2013 ini, di Anjung Seni Idrus Tintin, Bandar Serai, sudah 4 kelompok teater Riau memperlihatkan keberadaan mereka. Continue reading “Catatan Festival Teater Dewan Kesenian Indragiri Hulu: Menukang Teater Idragiri Hulu”

“Musim Bermula”, Kesejatian Perempuan

Hang Kafrawi
Riau Pos, 18 Maret 2012

PEREMPUAN; maka yang akan terbayang oleh lelaki tentang kelembutan, kecantikan, keharuman, pokoknya mengarah kepada kegairahan nafsu. Lelaki dibawa ke angan-angan yang dapat mengikat perempuan dalam benaknya; lekat tak terpisahkan. Di bentangan waktu lelaki, perempuan menjadi objek yang selalu hadir menyemburkan semangat lelaki untuk menguasainya. Sosok perempuan sumber cahaya yang tak pernah lelah menerangi dan lelaki senantiasa ingin memiliki jelaga cahaya itu dengan apapun caranya. Continue reading ““Musim Bermula”, Kesejatian Perempuan”

Bahasa »