Menunggu Kentut Semar

Hujan Tarigan
http://oase.kompas.com/

Semar masih mesem-mesem. Dielusnya perut bundarnya yang kian besar. Seminggu dia menahan sakit sebab tak bisa kentut. Angin berputar-putar tak bisa keluar. Nyerinya menusuk saraf di otak. Tak heran sepekan ini perilakunya ganjil. Dia mau menceritakan penderitaannya itu kepada anak-anaknya. Namun dia malu dan tahu, bercerita pun, tetap tak ada solusi. Sebab anak-anaknya tengah sibuk merancang revolusi. Continue reading “Menunggu Kentut Semar”

Bahasa ยป