Matahari Telah Berpulang: Merenungkan Sufisme Gus Dur

Husein Muhammad
gusdurian.net

LANGIT DESEMBER YANG MURUNG

Jam 19.00, satu hari menjelang tahun 2009 berganti, HP berdering mengganggu makan malam gratis saya di rumah makan “Jepun”, milik N, sahabat saya. Jay, wartawan Koran Sindo mengkonfimasi kabar mengejutkan. “Bagaimana Gus Dur, aku dengar beliau wafat”, katanya tegang. Dengan dada berdegup, saya segera menghubungi A.W. Maryanto, teman yang selalu mendampingi Gus Dur di Rumah Sakit. Continue reading “Matahari Telah Berpulang: Merenungkan Sufisme Gus Dur”

Bahasa ยป