Kerusakan Lingkungan dalam Cerpen “Ucu Sam”

Imelda *
Riau Pos, 30 Juni 2013

KABUT asap yang melanda hampir di seluruh kota dan kabupaten di Provinsi Riau tiga minggu terakhir salah bentuk parahnya kerusahan lingkungan. Tidak saja menjadi kupasan di media cetak dan elektronik, tema tentang kerusakan lingkungan sebenarnya juga sudah menjadi pusat perhatian sejumlah sastrawan dengan menuangkannya dalam bentuk cerpen, novel, puisi dan tulisan lepas lainnya. Continue reading “Kerusakan Lingkungan dalam Cerpen “Ucu Sam””

Standardisasi Bahasa Lampung, Beberapa Jawaban atas Tanggapan

Imelda*
Lampung Post, 1 Juli 2009

ADA banyak alasan mengapa bahasa Lampung layak distandarisasikan. Alasan-alasan tersebut tentunya beragam, tergantung pada siapa yang mengungkapkan. Kini saya menyatakan bahwa alasan yang paling penting pembuatan standar bahasa Lampung ialah aktualisasi identitas ke-Lampung-an. Alasan minor lainnya ialah karena bahasa Lampung digembar-gemborkan akan punah. Tentu kita semua tidak senang apabila aset budaya ini tergerus zaman. Continue reading “Standardisasi Bahasa Lampung, Beberapa Jawaban atas Tanggapan”

Tentang Suara-Suara Kerinduan

Judul buku: Di Lawok, Nyak Nelepon Pelabuhan
Penulis : Oky Sanjaya
Penerbit : BE Press, Lampung
Cetakan : I, Desember 2009
Tebal : ix + 76 hlm.
Peresensi : Imelda
http://www.lampungpost.com/

TERCEKAT saya ketika membaca buku puisi yang ditulis oleh generasi Lampung akhir 80-an ini. Bukan karena saya tidak yakin, melainkan karena saya menemui dua hal yang menjadi perasaan malu, yang lama-lama merenggut minda saya untuk berpikir apa yang sebenarnya terjadi dengan orang Lampung. Continue reading “Tentang Suara-Suara Kerinduan”

Menelusuri Lampung lewat ?Cerbun?

Imelda
http://www.lampungpost.com/

Siang menjelang sore hari pertama bulan Februari, saya mendapatkan sebuah pesan pendek dari seorang teman bahwa buku Cerita-Cerita Jak Bandar Negeri Semuong (selanjutnya disebut CBNS) mendapatkan penghargaan Rancage Rancage 2010.

UNTUK berita itu saya sungguh bersuka cita sekaligus sepakat bahwa penghargaan itu pantas didapatkan oleh Asarpin Aslami, karena 17 cerbun(cerita buntak = cerita pendek) yang ditulisnya memang bagus dan hidup karena ketika membaca saya bisa merasakan emosi yang beragam. Continue reading “Menelusuri Lampung lewat ?Cerbun?”

Bahasa ยป