Indra Intisa * Continue reading “KUBERI KAU NAMA: TUAN. BUKAN FULAN”
MEMBACA MANTRA PADA PUISI “KERANDA”, KARYA TITI AOSKA
Indra Intisa
Sebelum zaman Sutardji–yang melejitkan mantra melalui puisi kontemporernya–sebenarnya mantra telah membumi di masyarakat Indonesia. Membuminya mantra juga merasuk ke relung-relung budaya masyarakat. Bahkan sampai zaman modern sekarang ini. Masih ada. Continue reading “MEMBACA MANTRA PADA PUISI “KERANDA”, KARYA TITI AOSKA”
BUKIT SANGGO INAI
Indra Intisa
Selama ratusan tahun, aku kalian percaya sebagai bukit keramat tanpa pernah bisa kubantah. Selama itulah, aku sering dipuja-puji, diberikan sesajen bagi yang minta-minta, dikirimi doa-harap supaya kaya dan sembuh dari penyakit, dan dihormati layaknya Tuhan. Kalian sering menyebutku sebagai bukit keramat pelindung kampung. Katanya, jika ada orang-orang daerah lain yang berbuat jahat di kampung ini, maka aku akan segera melindungi kampung. Mengusir orang-orang yang berniat buruk. Bahkan kalian percaya jika aku memiliki hunian para dewa-dewi, makhluk halus, Datuk (sebutan untuk harimau siluman; para hunian), dan sebagainya yang setiap saat bisa melindungi kampung. Continue reading “BUKIT SANGGO INAI”
DI DALAM LUBANG JALAN YANG DALAM
Indra Intisa
“Bapak-ibu, tuo tengganai. Pilih saya. Kelak desa ini akan maju layaknya kampung lain yang telah maju. Mari kepalkan tangan untuk membangun. Langkahkan kaki di jalan yang benar. Demi daerah yang maju dan bermartabat. Nanti, tiada lagi jalan-jalan yang berlubang. Kecuali jalan mulus, licin dan lancar.” Continue reading “DI DALAM LUBANG JALAN YANG DALAM”
HIKAYAT POHON DURIAN
Indra Intisa
Ini bukan dongeng, bukan pula legenda. Jika kausudi mendengar, marilah ke sini. Pasang telinga baik-baik. Amati dengan saksama. Kelak kau akan terkejut, betapa nyatanya … di dunia ini. Mereka ada di sana—di tempat yang kau tak sangka-sangka. Di tempat-tempat yang kau abaikan.
*** Continue reading “HIKAYAT POHON DURIAN”