Jilbab dan Feminisme

Iwan Nurdaya-Djafar *
http://www.lampungpost.com/

KARYA Qassim Amin (1865-1908) bertajuk Tahrir al-Mar’ah (Pembebasan Kaum Perempuan) merupakan kitab pertama dalam sejarah feminisme Islam yang terbit pada 1899 di Mesir.

Sejatinya, karangan Bapak Feminisme Mesir itu tak bisa dikatakan sebagai temuan baru karena sebelumnya telah didahului Rifaah Rafi at-Tahtawi dan Muhammad Abduh. Yakni, dalam hal memberi kaum perempuan pendidikan di sekolah dasar dan memperbarui hukum tentang poligini dan perceraian. Continue reading “Jilbab dan Feminisme”

Tafsir Feminis Alquran-Hadis

Iwan Nurdaya-Djafar
http://www.lampungpost.com/

DALAM kajian Alquran, munculnya penafsiran feminis merupakan kecenderungan baru. Kehadiran tafsir feminis sangat dilatarbelakangi ketakpuasan para mufasir-feminis atas penafsiran yang bersemangat patriarkhi. Hal ini dinilai kurang berhasil menjadikan Alquran sebagai “kitab petunjuk bagi umat manusia” (hudan li al-nas), khususnya pada konteks yang telah mengalami perubahan sosial. Continue reading “Tafsir Feminis Alquran-Hadis”

Jalan Sunyi Sang Penulis

Iwan Nurdaya-Djafar *
http://www.lampungpost.com/

Memilih menjadi penulis adalah memilih jalan sunyi. Kian panjang karier kepengarangan seseorang, kian panjang pula jalan sunyi yang telah ditempuhnya. Dia menempuhnya seorang diri belaka. Larut dalam kesunyian, dan bahkan hilang-lenyap ditelan kesunyian nan mahangelangut. Boleh dikatakan, dilanda sebentuk hening yang begitu mutlak. Continue reading “Jalan Sunyi Sang Penulis”