Menulis untuk Keabadian

Kadir Ruslan *

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” (Pramoedya Ananta Toer).

Tak terasa 30 September lagi, dan kali ini merupakan ulangan yang ke 47. Ingatan kita tentu bakal kembali tertuju pada apa yang terjadi 47 tahun silam. Tentang potret suram nan kelam perjalanan panjang sejarah negeri ini, tentang bagaimana darah anak negeri tumpah hanya untuk kemenangan sebuah idiologi: komunis. Continue reading “Menulis untuk Keabadian”