Ko Hyeong Ryeol
Riau Pos, 30 Okt 2011
PADA Tahun 1970-an masyarakat Korea berada dalam penderitaan di bawah pemerintahan otokrasi. Pada masa itu, segalanya tersumbat, tidak ada pintu keluar. Ketika itulah, seorang penyair muda yang tinggal di rumah petak yang kumuh, menderita. Harga dirinya terluka. Setiap malam, dia dihantui mimpi buruk. Saat itu, dia menulis puisi di negaranya sendiri yang penuh dengan senjata nuklir. Itulah potret saya sebagai seorang penyair saat berusia 20-an tahun. Continue reading “Pengakuan Seorang Penyair tentang Dua Masa dan Sekarang”