Komarudin
http://www2.kompas.com/
SELAMA rezim Orde Baru berkuasa, ada larangan terhadap sejumlah karya sastrawan yang dituduh terlibat dalam G 30 S/PKI, sehingga karya-karya mereka tak terjamah oleh publik pembaca sastra Indonesia, termasuk sastra eksil.
Namun, belakangan ini perbincangan mengenai sastra eksil kian mengemuka yang diiringi dengan penerbitan sejumlah karya-karya mereka. Sebut saja Kisah Intel dan Sebuah Warung karya Sobron Aidit, adik kandung DN Aidit, Perang dan Kembang karya Asahan Alham, Di Bawah Langit tak Berbintang dan Menuju Kamar Durhaka karya Utuy Tatang Sontani, antologi Di Negeri Orang: Puisi Penyair Eksil Indonesia, karya Asahan Alham, Sobron Aidit, dan kawan-kawan. Continue reading “Dapatkah Sastra Eksil Berbicara?”