Kunthi Hastorini
http://www.sinarharapan.co.id/
Sebaris puisi mendarat di pinggir jendela tua. Lirih suaranya menyapa perempuan yang tengah pulas dalam pembaringannya. Diusapnya pipi perempuan itu dengan mesra.
?Selamat pagi cintaku,? demikian ia bersuara.
Perlahan mata perempuan yang terpejam itu terbuka. Sebinar cahaya melesat dari kedua bilik matanya yang bening. Demi melihat kehadiran puisi, ia tersenyum. Continue reading “Lelaki Puisi dan Perempuan Menanti”