Kuss Indarto
Dulu, saat kuliah dan tinggal di Baciro, aku mengenal Yono, seorang tukang becak yang diduga juga preman kampung. Orangnya relatif masih muda, perawakannya besar dengan tinggi sekitar 175 cm. Meski terbilang jarang, namun sesekali dia menyambangiku dan berbisik, “Mas, mbok aku nunut baca Koran KR dan Bernas-nya ya.” Aku menduga tindakan itu dilakukannya karena sepagian dia belum dapat penumpang, atau sudah dapat tapi belum tersisa “anggaran” untuk membeli Koran Kedaulatan Rakyat (KR) atau Bernas, Yogyakarta. Continue reading “Sastra dan Daya Hidup”