BULAN KESIANGAN
geletar itu menjadi redam. bulan yang jatuh di kasurnya, menolak tumbuh di halaman. telah dibaginya surat dari sungai hingga terakhir sesapan. mata-mata yang dilajunya sepekan lalu, kini lunglai lututnya. tersungkur dengan dengkur yang mengubur setengah tubuhnya jadi lebih lebam dan biru. sungai telah berpindah ke tubuhnya. Continue reading “Puisi-Puisi Lina Kelana”