166 NAMAKU
166 namaku
Aku bukan angka
Bukan pepohonan dan rimba
166 namaku
Aku bukan angka
Bukan sungai dan segara Continue reading “Puisi-Puisi L.K. Ara”
166 NAMAKU
166 namaku
Aku bukan angka
Bukan pepohonan dan rimba
166 namaku
Aku bukan angka
Bukan sungai dan segara Continue reading “Puisi-Puisi L.K. Ara”
Lesik Keti Ara, Sosok inspiratif dari Tanah Gayo
Willy Ana Continue reading “L.K. Ara dan Semangat Sastra yang Terus Menyala”
Jejak Kata, L.K. Ara
Ferdian Ananda Majni Continue reading “Jejak Kata, Penyair, dan Seniman untuk LK Ara”
SINAR
Tuhan
Aku perlu matahari
Sinar yang kau hamparkan
Bagi umat semesta
Tapi aku perlu juga
Sinar mata kekasih
Sinar mata yang menggorek dosa Continue reading “Puisi-Puisi L.K. Ara”
L.K. Ara
majalah.tempointeraktif.com
Wo wo wo Redines Lukup Sabun ku ine”. Baris ini merupakan pembuka nyanyian To’et dalam puisi yang berjudul Redines. Puisi ini menggambarkan tanah longsor di daerah perkebunan Lukup Sabun di dataran tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah. Digambarkan dalam puisi itu air tiba-tiba tercurah dengan deras lalu meluluh-lantakkan sekitar. Rumah-rumah roboh dan kebun kopi hancur. Dilukiskan juga secara detail bagaimana seorang petani Lukup Sabun ketika pulang dari kota terkejut menyaksikan bencana yang terjadi. Rumahnya hanyut, keluarga meninggal. Isyarat ini rupanya telah tergambar dalam mimpinya. Ia bersama istri naik perahu mengenakan kain putih lalu mendayung dan berputar-putar. Continue reading “Ekspresi Puitis Aceh Menghadapi Musibah”