Tiga Tonggak Sajak Sunda

Lugiena D?*
http://www.pikiran-rakyat.com/

DALAM khazanah sastra Sunda, bisa dipastikan bahwa sajak adalah bentuk sastra paling kemudian yang diterima publik sastra Sunda secara umum. Selain itu, sajak juga merupakan satu-satunya bentuk sastra yang sempat menimbulkan pro-kontra. Tidak seperti halnya carita pondok (carpon/cerpen) atau roman yang mulus banglus diamini tanpa penolakan, proses masuknya bentuk sajak ke dalam ranah sastra Sunda sempat melalui polemik yang cukup panjang. Bahkan bisa dikatakan, polemik tentang “hak hidup” sajak tersebut menjadi salah satu polemik terbesar yang pernah muncul dalam media massa Sunda, selain polemik undak-usuk basa di tahun 1980-an. Continue reading “Tiga Tonggak Sajak Sunda”

Hadiah Sastra dan Ajal Media

Lugiena De
http://www.pikiran-rakyat.com/

Sabtu tanggal 8 November 2008, untuk kesekian kalinya Lembaga Basa jeung Sastra Sunda (LBSS) memberikan penghargaan kepada para penulis Sunda. Penghargaan dari LBSS tersebut, yang dikenal dengan sebutan Hadiah Sastra LBSS, merupakan ajang penghargaan bagi karya-karya kreatif berbahasa Sunda berupa puisi, cerpen, dan esai yang dimuat di berbagai media cetak dalam kurun waktu satu tahun. Continue reading “Hadiah Sastra dan Ajal Media”

Puitisasi Politik, Politisasi Puisi?

Lugiena D?*
http://pr.qiandra.net.id/

Dengan politik, pernyataan-pernyataan tak usah cocok 100% dengan fakta, tapi –seperti halnya puisi– harus bisa memesona. Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir 3

Entahlah, sekonyong-konyong di Sabtu pagi, ketika jongkok di tukang koran, saya tiba-tiba tergoda untuk ikut jabung tumalapung, setelah membaca tanggapan lebih lanjut dalam “Puitika, Politika, Retorika” yang ditulis oleh Ahmad Syubbanudin Alwy. Ya, semoga saja bisa menjadi bahan perbandingan. Okeh, kita mulai saja… Continue reading “Puitisasi Politik, Politisasi Puisi?”

Bahasa »