Menulis Sampul Buku

M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
satudaungraphic.wordpress.com

Di daratan Amerika Serikat, apresiasi terhadap desain buku juga menggeliat, sebagaimana terbaca saat pameran sampul New York Art Book Fair di Queens, New York, September lalu.
Berangkat dari napas apresiasi serupa, Merupa Buku ini merupakan buku langka yang mau menulis dunia perupaan buku, terutama untuk kasus Indonesia, khususnya Yogyakarta. Continue reading “Menulis Sampul Buku”

Epos The Years of Living Dangerously

Judul: Merdeka Square – Intrik Perebutan Takhta Istana, 1965-1967
Pengarang: Kerry B. Collison
Alih Bahasa: Dwi Ekasari Aryani
Penerbit: Narasi, Yogyakarta
Cetakan: Pertama, 2009
Tebal: 664 halaman
Peresensi: M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
http://www.ruangbaca.com/

“Kesahihan” sejarah seputar peristiwa 30 September 1965 hingga kini belumlah tuntas. Kita semua sadar atas satu pernyataan “menjebak” itu. Continue reading “Epos The Years of Living Dangerously”

Imaji Modernitas Andrea Hirata

Judul: Laskar Pemimpi – Andrea Hirata, Pembacanya, dan Modernisasi Indonesia
Penulis: Nurhady Sirimorok
Penerbit: Insist Press
Cetakan: Pertama, November 2008
Tebal: xx + 191 hlm.
Peresensi: M. Lubabun Ni?am Asshibbamal S.
http://www.korantempo.com/

USAI saya membaca buku kritik sastra ini, selongsong rasa tak percaya sontak menyergap, ?Mengapa novel-novel Laskar Pelangi kok sampai digandrungi ?banyak? orang?? Padahal, bila merujuk pemaparan buku ini, imaji tentang modernitas dalam karya Andrea Hirata itu terasa sesak. Continue reading “Imaji Modernitas Andrea Hirata”

Sketsa Permukiman Tionghoa

M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.*
http://www.jawapos.co.id/

SETIAP kali saya tuntas menyimak buku berbobot seputar Tionghoa, selalu saja tebersit kesan keterlambatan di benak. Termasuk, ketika menyimak 311 halaman buku ini. Ya, buku hasil disertasi Pratiwo berjudul Arsitektur Tradisional Tionghoa dan Perkembangan Kota ini paling tepat dihadirkan seketika setelah ditulis pada 1996 -ua tahun menjelang huru-hara 1998. Mengapa demikian? Sekali lagi, bagi kita yang mau membaca tuntas buku ini, akan terasa betapa rentetan sejarah diskriminasi politik terhadap etnis Tionghoa merupakan kekerdilan yang menggadaikan budaya dan peradaban leluhur -yang bahkan sejak abad XIV, menurut N.J. Krom, orang Tionghoa pun sudah memiliki permukiman di Pulau Jawa. Continue reading “Sketsa Permukiman Tionghoa”