Marhalim Zaini *
Indopos, 22 Feb 2014
KETIKA seorang ahli linguistik macam Roman Jakobson bertanya “what makes a verbal massage a work of art?” maka inilah salah satu momentum: peneguhan posisi puisi dalam bahasa. Benar, Jakobson memang sedang bicara ihwal puitika sebagai salah satu fungsi bahasa, selain yang lima: fungsi referensial, fungsi emotif, fungsi konatif, fungsi fatis, dan fungsi metalingual. Akan tetapi, saya kira, bagi orang sastra—para kritikus puisi khususnya—teori struktural-fungsional Jakobson ini tak gampang diabaikan sebagai cara yang “ampuh” untuk menemukan ciri-ciri utama, pun struktur “tak biasa” dalam seni bahasa (verbal art), yang bentuk representasinya adalah puisi. Continue reading “Seni Bahasa”