Pejuang

Maria Magdalena Bhoernomo
Seputar Indonesia, 19 Agu 2007

Lelaki tua itu selalu suka mengenakan lencana merah putih yang disematkan di bajunya. Di mana saja berada, lencana merah putih selalu menghiasi penampilannya.

Ia memang seorang pejuang yang pernah berperang bersama para pahlawan di masa penjajahan sebelum bangsa dan negara ini merdeka. Kini semua teman seperjuangannya telah tiada. Sering ia bersyukur karena mendapat karunia umur panjang. Ia bisa menyaksikan rakyat hidup dalam kedamaian. Continue reading “Pejuang”

Cerpen Gelap di Lembaran Sastra

Maria Magdalena Bhoernomo
Suara Karya, 5 Okt 2013

BEBERAPA guru yang mengaku pencinta cerpen di sejumlah lembaran sastra, kerap mengeluh dan bingung saat membaca cerpen-cerpen karya penulis – yang sebelumnya dikenal sebagai penyair – yang dianggapnya sebagai cerpen gelap. Kata mereka, penulis-penulis cerpen gelap terlalu mempermainkan kata, sehingga lupa memenuhi kaidah sastra yang ada. Yang dimaksud kaidah sastra adalah rumusan teori mengenai plot, alur, penokohan, latar, managemen konflik, klimaks atau anti klimaks, sebagaimana yang diajarkan di sekolah. Continue reading “Cerpen Gelap di Lembaran Sastra”

Stigmatisasi Sastra Indonesia

Maria Magdalena Bhoernomo *
Seputar Indonesia, 23 Sep 2007

STIGMATISASI sastra Indonesia menjadi “sastra kelamin”, “sastra imperialis”, “sastra kontekstual”, “sastra pedalaman”, “sastra Islami”, “sastra kiri”, “sastra pop” dan lain sebagainya, perlukah?

Pertanyaan ini agaknya cukup penting untuk didiskusikan karena faktanya tidak membuat sastra Indonesia lebih akrab dengan masyarakat Indonesia. Mungkin saja pihak-pihak yang melakukan stigmatisasi sastra Indonesia berkepentingan positif. Misalnya, ingin membuat sastra Indonesia lebih akrab dengan kelompok masyarakat tertentu. Continue reading “Stigmatisasi Sastra Indonesia”

Seorang Pahlawan

Maria Magdalena Bhoernomo
lampungpost.com

KAKEK tua itu bernama Sadiman. Kini Sadiman menjadi pria tertua di desanya. Meski sakit ingatan, Sadiman dihormati masyarakat desanya, karena di masa mudanya ikut berjuang melawan kompeni. Mereka menganggap Sadiman sebagai seorang pahlawan yang sangat berjasa kepada bangsa dan negara.

Menurut cerita dari mulut ke mulut dan turun-temurun, sewaktu menjadi pejuang, Sadiman sering berjuang sendirian dengan menyamar sebagai penjual jagung bakar. Continue reading “Seorang Pahlawan”

Bahasa »