Kematian Sastra Sufi

Matroni el-Moezany *

Sengaja saya angkat tema ini, untuk membuktikan bahwa kematian bukanlah tiadanya sesuatu dari materi, melainkan ke-ada-an yang menggali akar-akar holistik dari sastra sufi itu sendiri, bahkan ke-kosong-an pun juga merupakan ke-ada-an yang eksistensial. Artinya, ketika kita membaca tema itu tidak seharusnya menjustifikasi bahwa sastra sufi mati, seperti orang meninggal dunia. Tidak! Tapi kematian merupakan keadaan yang eksistensial. Continue reading “Kematian Sastra Sufi”

Kata-Kata dan Nilai Rasa

Matroni el-Moezany *

Kita tahu bahasa atau kata-kata yang kita pakai atau kita lantunkan bukanlah hal yang mati, tapi suatu yang bernyawa (hidup), suatu ekpresi dari kita (manusia) yang hidup, yang terentak juga sebagai alat interkomunikasi antarmanusia yang hidup bersama dalam masyarakat. Kata-kata yang kita pakai itu tidak hanya menunjukkan realitas barang-barang yang obyektif saja, tetapi juga menyatakan sikap dan perasaan terhadap realitas obyektif. Kata mempunyai nilai rasa tertentu dalam setiap kata-kata. Continue reading “Kata-Kata dan Nilai Rasa”

Celurit, Simbol Filsafat Madura

Matroni el-Moezany

Sejak dulu sampai sekarang nama celurit, pasti identik dengan Madura, entah Sumenep, Pemekasan, Sampang, dan Bangkalan, bahkan orang Madura dianggap bersinonim dengan senjata tajam. Tetapi watak dan kepribadiannya patut di puji dan dikagunmi dengan setulus hati, kata Emha Ainun Nadjib. Padahal kalau kita lebih kritis melihat Madura secara holistik-uinversal semua orang akan terkagum-kagum dengan etika (tatakrama), agama, budaya, seni dan kerukunan antar masyarakat, ini bukannya saya membela orang Madura. Continue reading “Celurit, Simbol Filsafat Madura”

Kekuatan Kata-Kata Dalam Puisi

Matroni El-Moezany *
http://kuflet.com 26/12/2012

Kata-kata yang kita ucapkan bukanlah apa-apa, itu merupakan kesatuan tanda-tanda yang datang ke pikiran kita, tanda-tanda yang tidak pernah mencakup dan melingkupi segala sesuatu yang ingin atau harus kita ucapkan jika kita ingin dipahami dengan benar. Plato juga dalam hal ini, menyinggung elemen kesementaraan (kontingensi) ini, meskipun dia memiliki pemahaman yang lebih instrumental terhadap bahasa dalam renungan-renungan teoritisnya tentang linguistikalitas. Continue reading “Kekuatan Kata-Kata Dalam Puisi”