Muh Muhlisin – Sastra-Indonesia.com

March 18, 2011

Merapi Mengukir Peradaban Yogyakarta

Judul : Merapi dan Orang Jawa; Persepsi dan Kepercayaannya
Penulis : Lucas Sasongko Triyoga
Penerbit : Grasindo, Jakarta
Tahun : I, 2010
Tebal : xxiv + 232 halaman
Harga : Rp. 47.000,
Peresensi : Muh. Muhlisin

Meletusnya Gunung Merapi yang dimulai sejak 26 Oktober 2010 dan telah menimbulkan kerugian yang bukan hanya mata pencaharian, tetapi nyawa pun turut melayang, sebenarnya adalah pelaksanaan kodrat Merapi untuk memupuk bumi, membersihkan lingkungan, merias diri dan menempa mental masyarakat di sekelilingnya. Continue reading “Merapi Mengukir Peradaban Yogyakarta”

February 23, 2011

Mengubur Peradaban Pelarangan Buku di Indonesia

Judul Buku : Pelarangan Buku di Indonesi: Sebuah Paradok Demokrasi dan Kebebasan Berekspresi
Penulis : Iwan Awaludin Yusuf, Dkk
Penerbit : Pr2media, Yogyakarta
Cetakan : September 2010
Tebal : xxvi+190 hlm
Peresensi : Muhammad Muhlisin
http://balaibelajarbersamayuk.blogspot.com/ Continue reading “Mengubur Peradaban Pelarangan Buku di Indonesia”

February 21, 2011

Mooi Indie Vs Jiwa Ketok

Judul : Sang Ahli Gambar Sketsa, Gambar & Pemikiran S Sudjojono
Penulis : Aminudi TH Siregar
Penerbit : S Sudjojono Center dan Galeri Canna
Cetakan : Pertama, Oktober 2010
Tebal : 410 Halaman.
Peresensi : Muh. Muhlisin
http://balaibelajarbersamayuk.blogspot.com/ Continue reading “Mooi Indie Vs Jiwa Ketok”

June 8, 2010June 8, 2010

Ki Ageng Suryo Mentaram Mengolah Keadiluhungan Budaya Jawa

Muh Muhlisin
http://cetak.kompas.com/

Kebudayaan berubah ketika seorang pangeran meninggalkan istana dan gelar, mengembara dan berbaur dengan rakyat jelata sebagai rakyat biasa. Kalaupun kisah Sidarta Gautama, cerita Raden Mas Said atau Sunan Kalijaga terlalu jauh jarak waktunya untuk diingat, kita memiliki teladan yang lebih dekat dengan waktu kita hari ini. Ia adalah Raden Mas Kudiarmaji yang berganti nama menjadi Ki Ageng Suryo Mentaram, putra ke-55 Sultan Hamengku Buwono VII. Continue reading “Ki Ageng Suryo Mentaram Mengolah Keadiluhungan Budaya Jawa”