Ajip Rosidi
Pikiran Rakyat, 12 Des 2010
WAKTU pagi-pagi tanggal 13 November 2010 saya mendapat sms yang memberitahukan bahwa Amin Sweeny meninggal, kaget benar saya. Karena tak pernah mendengar bahwa Amin sakit. Akan tetapi, maut memang bukan penyakit. Mula-mula tidak percaya sehingga saya menelefon Sdr. Ahmad Rivai di Jakarta yang saya minta agar menghubungi istrinya dan kalau memang berita itu benar, menyampaikan rasa dukacita saya kepada istrinya di rumahnya di Jatinegara. Continue reading “Prof. Dr. Muhammed Amin Sweeny (1938-2010): Perhatian terhadap Tradisi Lisan”