Novelet: NOVEL UNTUK PENYAIR

Rahmi Hattani

Aku berjalan di bawah remang-remang cahaya. Bahuku sengaja kubiarkan terbuka mengkilap, terkena sorot lampu jalanan kota. Aku melangkahkan kaki di jalan yang mulai sepi kendaraan. Panjang rambutku melambai-lambai ditiup angin. Dinginnya udara wengi sama sekali tidak membuatku terganggu. Justru malamlah yang membuatku mengerti kehidupan. Akan makna kepahitan. Dan bersama malam pula, aku lebih memahami dunia ini. Continue reading “Novelet: NOVEL UNTUK PENYAIR”