Kritik Puisi “Tebak Siapa Saya” karya Sainul Hermawan

Anugrah Gio Pratama

Puisi berjudul “Tebak Siapa Saya” karya Sainul Hermawan, terhimpun dalam buku kumpulan puisi, dan cerpen berlabel “Mata untuk Mama.” Buku tersebut diterbitkan tahun 2009, oleh salah satu penerbit di Banjarbaru, Scripta Cendikia. Dalam buku ini memuat kurang-lebih 21 puisi, dan 14 judul cerpen. Prolog bukunya, ditulis Aprinus Salam, seorang sastrawan sekaligus dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), sedang epilognya M. Faizi, penyair yang berasal dari pulau Madura. Continue reading “Kritik Puisi “Tebak Siapa Saya” karya Sainul Hermawan”

Sepercik Saran Memperkuat Aruh Sastra

Sainul Hermawan
__Radar Banjarmasin

Akhirnya Kabupaten Hulu Sungai Tengah mampu menyelenggarakan Aruh Sastra VIII pada 16-19 September 2011 dengan beberapa keistimewaan meskipun tak bisa lepas dari kekurangan-kekurangan yang dapat kita maklumi. Dua hal yang sangat diapresiasi oleh rombongan yang sehotel dengan saya adalah, pertama, keberadaan LO atau liaison officer atau pendamping. Continue reading “Sepercik Saran Memperkuat Aruh Sastra”

Dua Fiksi Anggraini Antemas: Etnografi Budaya dan Kritik Sosial

Sainul Hermawan
http://www.radarbanjarmasin.co.id/

Mungkin kita telah mengenal siapa Anggraini Antemas? Mungkin antara lain melalui Ensiklopedia Sastra Kalimantan Selatan (Saefuddin, dkk., 2008: 28-29). Anggraini adalah nama pena dari Yusni Antemas, sastrawan Kalsel kelahiran Amuntai (22/4/1922). Selama menjadi sastrawan dan wartawan sejak 1940, 25 judul bukunya berhasil diterbitkan. Buku-buku itu mengenai sejarah daerah, folklor, dan cerita anak-anak. Continue reading “Dua Fiksi Anggraini Antemas: Etnografi Budaya dan Kritik Sosial”

Obituari: Jarkasi dan Kematian yang Indah (1960-2010)

Sainul Hermawan
http://www.radarbanjarmasin.co.id/

Saya memang baru lima tahun mengenalnya karena sebagai rekan kerja di kampus. Tetapi rasanya ia seperti sahabat dari masa silam yang lama. Perkenalan kami berada dalam pusaran relativitas waktu. Beliaulah yang secara sukarela membuka tabir tentang budaya Banjar.

Saya masih ingat kata-katanya saat itu, “Pelajari saja saya kalau ingin mengenal dan memahami budaya Banjar.” Kesan yang saya tangkap saat itu dari pengakuan blak-blakannya adalah bahwa orang Banjar manusia biasa, yang memiliki keistimewaan dan kekurangan. Continue reading “Obituari: Jarkasi dan Kematian yang Indah (1960-2010)”

Iwan Fals dan Tafsir Ikon

Sainul Hermawan
http://entertainment.kompas.com/

Saat orang-orang terlibat pro-kontra tentang kerbau politik, terlintas di benak nukilan lirik lagu ”Cikal” karya Iwan Fals. Begini: ”kerbau di kepalamu ada yang suci, kerbau di kepalaku rajin bekerja, kerbau di sini teman petani…”.

Citra kerbau dalam lirik lagu itu positif. Alangkah indahnya jika kita menyikapi kerbau yang diperalat para demonstran—yang pasti di antara mereka ada yang bershio kerbau pula—disikapi dengan perasaan sastrawi. Kerbau yang pantatnya ditempeli foto orang nomor satu di negeri ini cukup disikapi sebagai ikon. Continue reading “Iwan Fals dan Tafsir Ikon”