Thukul, Engkau di Mana?

Wisnu Kisawa,Saroni Asikin
suaramerdeka.com

//Ana wiji ilang, katerak zaman/ana wiji ilang, ketendang kahanan/ilang wiji, thukul/ wiji ilang, thukul.//

TEMBANG itu mengakhiri film bertajuk Wiji Thukul Penyair dari Kampung Kalangan Solo karya Tinuk R Yampolsky. Pemutaran film tersebut menjadi bagian acara yang diselenggarakan Forum Sastra Surakarta bekerja sama dengan TBS Solo. Bersama pembacaan puisi karya Wiji Thukul dan diskusi mengenainya, seolah-olah sosok penyair yang kini masih “raib” itu hadir di Teater Arena TBS Solo, Minggu (15/9) malam. Continue reading “Thukul, Engkau di Mana?”

Nephilim

Saroni Asikin
http://suaramerdeka.com/

HANNA tersenyum getir ketika bidan yang membantu persalinan mengatakan bayinya orok laki-laki yang tampan. Ia sudah tahu itu. Ini bayi kelima yang lahir dari rahimnya, dan semuanya laki-laki.

Ia juga tahu bahwa dari rahimnya masih mungkin lahir bayi lelaki keenam, ketujuh, kedelapan, kesepuluh, atau lebih dari itu. Selama perang saudara bangsa Aurelis memperebutkan Makhazareel belum berakhir, rahimnya harus siap menjadi wadah benih aurelis muda Danyael, utusan salah satu kubu aurelis pimpinan Mahakael. Continue reading “Nephilim”

Catatan Ringan Pembuka Kesadaran

Saroni Asikin
http://suaramerdeka.com/

Anda yang perokok, pasti sering mendengar kalimat ini, ?Pinjam korek apinya, dong.? Tak ada yang salah dalam kalimat itu, bukan? Tapi kalau kita mau berpikir spektis, lebih-lebih mempertimbangkan logika kebahasaannya, ada kesalahan mendasar pada kalimat sederhana itu.

?Meminjam? tentu berbeda dengan ?meminta?. Seseorang yang meminjam sesuatu wajib mengembalikannya secara utuh. Sebaliknya, meminta tak membuat si peminta wajib mengembalikan, bahkan yang diminta sudah jadi hak si peminta. Continue reading “Catatan Ringan Pembuka Kesadaran”

Bahasa ยป