Suhatri Ilyas
Suara Karya, 16 Mei 2009
KONON, nama presiden pertama kita mestinya ditulis Sukarno (ditulis dengan /u/), bukan Soekarno (ditulis dengan huruf /oe/). Soalnya, sang proklamator bangsa ini, ketika meresmikan ejaan baru menggantikan ejaan ciptaan Belanda, Ejaan van Opuysen, telah menyatakan sendiri penulisan nama dirinya mengikuti ejaan baru tersebut, yaitu /oe/, ditulis /u/ saja, sehingga Soekarno harusnya menjadi Sukarno. Continue reading “Mengesalkan, Nama Kita Ditulis Salah”