Bingkai-Bingkai Kajian Sastra dalam Konteks Pengembangan Pengajaran Sastra (III)

Suminto A. Sayuti

Kesanggupan Guru

Dalam konstelasi pengajaran sastra, guru tetap menduduki posisinya yang utama. Akan tetapi, posisi utama itu tidak dalam artinya yang selalu berorientasi pada tindakan teacher-teaching, melainkan kapasitas dan kemampuan guru dalam mengarahkan dan memberikan dorongan kepada para siswa. Jadi, learner-learning tetap menjadi prioritas utama. Continue reading “Bingkai-Bingkai Kajian Sastra dalam Konteks Pengembangan Pengajaran Sastra (III)”

Bingkai-Bingkai Kajian Sastra dalam Konteks Pengembangan Pengajaran Sastra (II)

Suminto A. Sayuti

Sastra dan Nilai-nilai Kemanusiaan

Kegiatan terpenting dalam pelaksanaan pengajaran sastra di sekolah adalah usaha guru dalam mendorong para siswa agar mau, berani, dan mampu menyatakan diri dalam berbagai bentuk ekspresi sastra: siswa didorong untuk mengekspresikan diri seluas-luasnya. Sebagai salah satu bagian kebudayaan, sastra sudah ada dalam perjalanan peradaban manusia. Continue reading “Bingkai-Bingkai Kajian Sastra dalam Konteks Pengembangan Pengajaran Sastra (II)”

Bingkai-Bingkai Kajian Sastra dalam Konteks Pengembangan Pengajaran Sastra (I)

Suminto A. Sayuti

Pengajaran Sastra: Hakikat, Tujuan, dan Perannya

Hubungan antara pendidikan dan kebudayaan pada dasarnya merupakan hubungan timbal balik. Begitu eratnya hubungan itu sehingga orang meyakini bahwa pengelolaan kebudayaan tidak dapat dilepaskan begitu saja dari kerangka pendidikan, dan sebaliknya, penyelenggaraan pendidikan tanpa orientasi budaya juga akan menjadi gersang dan jauh dari nilai-nilai luhur. Continue reading “Bingkai-Bingkai Kajian Sastra dalam Konteks Pengembangan Pengajaran Sastra (I)”

Suminto A. Sayuti: Penyair dan Guru Besar “Nyeleneh”

Mawar Kusuma
kompas.com

Suminto A Sayuti menyebut pukul 14.00 di bulan puasa adalah jam mengantuk untuk belajar. Materi kuliah yang dibawakan, Selasa (23/9), pun bukan mata ajaran menarik, Teori Sastra. Bergaya santai disertai guyonan segar, tak satu mahasiswanya pun yang mengantuk. Mata kuliah yang dia bawakan dinanti, bahkan memotivasi mahasiswa untuk mengapresiasi seni tak hanya mandek di tataran teori.

Suminto menerangkan teori genre sebagai kode komunikasi. Tak hanya membatasi diri pada pembelajaran teori, ia membawa anak didiknya berpetualang di dunia sastra. Aneka kutipan puisi dari Amir Hamzah, WS Rendra, hingga Linus Suryadi mengalir darinya. Continue reading “Suminto A. Sayuti: Penyair dan Guru Besar “Nyeleneh””

Bahasa ยป