Sungging Raga
http://korantempo.com/
Tak ada yang kita tinggalkan kalau kita berjalan mundur….
KALIMAT itu berputar-putar dalam pikiran Ruminah, semacam sugesti yang kuat. Ia mendapatkan kalimat itu dari sebuah buku puisi berjudul Pada Bantal Berasap. Di situ tertulis nama pengarangnya, Afrizal Malna. Siapa ia, Ruminah tidak tahu. Ia hanya menemukan buku itu di atas meja, sepertinya milik tamu ayahnya yang ketinggalan–atau sengaja ditinggal? Continue reading “Ketika Semua Berjalan Mundur”