Tjahjono Widijanto *
Republika, 13 Apr 2008
Seperti halnya sejarah, sastra juga mengenal mitos. Mitos dalam sastra ibaratnya perambah jalan sekaligus memberikan ruang kosong bagi generasi selanjutnya. Sebaliknya, seorang kreator, apapun genre yang dimasukinya tidak dapat melepaskan dirinya sebebas-bebasnya dari jejak-jejak pendahulunya yang ikut menyediakan jalan untuk dilaluinya. Continue reading “Puisi Kontemporer, Antara Amir dan Chairil”