: Bibliografi Sastra Lampung (1960—2020), karya Udo Z. Karzi
Kahfie Nazaruddin * Continue reading “SEBUAH PENGANTAR, JEJAK-JEJAK LITERER”
: Bibliografi Sastra Lampung (1960—2020), karya Udo Z. Karzi
Kahfie Nazaruddin * Continue reading “SEBUAH PENGANTAR, JEJAK-JEJAK LITERER”
Udo Z. Karzi
Lampung Post, 29 Mei 2005
KILU mahap jama sunyin ni (maaf kepada semuanya). Saya memang sengaja membuat judul esai ini seperti ini. Dalam bahasa ibu saya, Lampung, api muneh (saya pinjam istilah ini dari si empunya kolom, Juwendra Asdiansyah) itu artinya “apa pula”. Agak sedikit nyeleneh.
Sebenarnya, ini otokritik buat saya sendiri. Syukur-syukur kalau ulun Lampung marah semua. Saya tinggal bilang, please deh! Continue reading “Kebudayaan Lampung, ‘Api Muneh’? *”
Udo Z. Karzi *
Lampung Post, 3 Agu 2011
UTOPIA! Ya, begitulah saya memberanikan diri menulis tentang kemustahilan. Tapi, betapa pun sia-sianya melontarkan ide ini—sebagaimana ketika saya coba uji tanya gagasan ini kepada rekan-rekan—artikel ini tetap harus ditulis. Walaupun hasilnya cuma munggak-medoh alias ngalor-ngidul. Hahaa. Setidaknya untuk memberitahu pihak Universitas Lampung (Unila) bahwa ada yang terasa janggal ketika Unila menggagas universitas kelas dunia. Continue reading “Dicari: Rektor Bervisi Budaya”
Udo Z. Karzi dan Budi P. Hatees *
Lampung Post, 13 Maret 2005
KESENIAN, apa pun bentuknya, tidak lahir dari sebuah lembaga yang dibentuk segelintir manusia yang merasa paling bertanggung jawab terhadap masa depan kesenian. Lembaga apa pun hasil bentukan itu, sekalipun bernama dewan kesenian, tidak ada satu karya seni pun yang bisa dihasilkannya. Tidak sepotong puisi, tidak sebentuk lukisan, tidak selembut gerak tari, tidak selenting bunyi, dan, ini yang paling penting, lembaga itu justru telah meletakkan kesenian bukan sebagai kesenian. Continue reading “Kesenimanan di Dewan Kesenian Lampung”
Udo Z. Karzi
Lampung Post, 8 April 2006
Judul esai ini sebenarnya sudah mengendap sekian lama setelah berkali-kali berbincang-bincang A. Fauzie Nurdin, staf pengajar Pascasarjana IAIN Raden Intan yang tengah menempuh studi doktoral di bidang filsafat. Dia berkali-kali mengeluhkan minimnya tradisi pemikiran (intelektualitas), terutama di bidang filsafat dan kebudayaan di Negeri Sang Bumi Ruwa Jurai. Continue reading “Unila sebagai Pusat Kebudayaan Lampung?”