Nirwan Ahmad Arsuka * Continue reading “Priyayi: Kerja dan Sejarah”
Strategi Estetik Kuntowijoyo dan Umar Kayam
Indra Tranggono *
Kedaulatan Rakyat, 9 Agu 2015
STRATEGI estetik selalu dibutuhkan bagi setiap penulis karya sastra, baik cerpen, novel maupun puisi. Strategi estetik bisa dipahami sebagai pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan perwujudan/pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi dalam melahirkan karya seni (dalam hal ini sastra). Terkait dengan hal tersebut, menarik untuk dibahas proses kreatif dua sastrawan besar Kuntowijoyo dan Umar Kayam. Continue reading “Strategi Estetik Kuntowijoyo dan Umar Kayam”
Umar Kayam: Pokok dan Tokoh
Bandung Mawardi
Kedaulatan Rakyat, 24 Mei 2oo9
Umar Kayam (1932 – 2002) adalah pokok dan tokoh dalam sastra, seni, kebudayaan, dan ilmu sosial. Nama ini menjadi bab penting dalam biografi kebudayaan Indonesia. Tokoh ini memang moncer untuk pelbagai hal dan memberi “sihir wacana” untuk publik. Orang berhak membaca dan menilai Umar Kayam karena cerpen Seribu Kunang-Kunang di Manhattan, novelet Sri Sumarah dan Bawuk, novel Para Priyayi, dan novel Jalan Menikung. Continue reading “Umar Kayam: Pokok dan Tokoh”
Seribu Kunang-kunang di Manhattan
Umar Kayam
Mereka duduk bermalas-malasan di sofa. Marno dengan segelas scotch dan Jane dengan segelas martini. Mereka sama-sama memandang ke luar jendela.
“Bulan itu ungu, Marno.”
“Kau tetap hendak memaksaku untuk percaya itu ?”
“Ya, tentu saja, Kekasihku. Ayolah akui. Itu ungu, bukan?” Continue reading “Seribu Kunang-kunang di Manhattan”
Umar Kayam, Sastrawan Peduli Wong Cilik
Agus Utantoro
http://www.mediaindonesia.com/
Sosok Umar Kayam, dikenal sebagai sastrawan yang mampu secara konsisten berada dalam garis komitmennya untuk tetap memperhatikan dan mengedepankan kepedulian terhadap rakyat kecil atau wong cilik.
Dalam setiap novel yang lahir dari tarian jarinya, selalu saja mengangkat peristiwa yang ada di seputar kehidupan rakyat kecil yang di dalam pandangannya penuh kegairahan. Continue reading “Umar Kayam, Sastrawan Peduli Wong Cilik”