Reproduksi Puisi, Tumbuhnya Wilayah Inspiratif dalam Sejarah Sastra Jawa Timur

W. Haryanto

Membincangkan sejarah sastra, adalah memperdebatkan terminology dan akurasi seluruh pemahaman kita terhadap “proses” dan wilayah-wilayah inspiratif. Penyair—adalah satu titik—ia mengawali proses memahami sejarah sebagai unsur yang terus berkembang, membesar dan menyusut. Implikasinya, yakni, tumbuhnya reproduksi puisi tidak sebatas mengorganisasikan teknik menulis (seperti model khas penyair-penyair Teater Utan Kayu). Karena, menulis adalah membentuk penyikapan psikologis terhadap apa yang mula-mula—hanya episode, percikan kausalitas, juga pelbagai hubungan kebahasaan. Continue reading “Reproduksi Puisi, Tumbuhnya Wilayah Inspiratif dalam Sejarah Sastra Jawa Timur”

Surabaya Tak Butuh Festival Seni

W Haryanto
cetak.kompas.com

Sebuah festival seni, awalnya dimaksudkan sebagai perayaan komunal atau ritual terhadap kehadiran Tuhan di muka bumi. Maka, setiap elemen dalam komunitas akan menyertakan produksi-produksi budaya sebagai bagian dari penyatuan atas perayaan tersebut.

Bagi masyarakat tradisional, sebuah festival dikaitkan dengan prosesi keagamaan seperti Grebeg Suro atau Grebeg Mulud. Bagi seniman, sebuah festival juga dipahami sebagai penyertaan momentum-momentum klimaks dari kreativitasnya. Maka, festival secara kultural terikat dengan relasi-relasi antarindividu di mana festival itu berlangsung. Persinggungan dalam festival, bukan upaya menominalisasi pencapaian proses seniman. Continue reading “Surabaya Tak Butuh Festival Seni”

MAKNA KEMERDEKAAN DALAM SASTRA

W Haryanto*
http://www.surabayapost.co.id/

Taufiq Ikram Jamil, secara lantang pernah berujar, ?Riau perlu merdeka, karena pusat telah mengekploitasi kekayaan wilayah ini? (dalam diskusi di TIM, 2004), pada saat yang sama, Sutardji Ch Bachri menimpali, ??.yang diperlukan Riau bukan kemerdekaan politik, tetapi sastra Riau yang harus merdeka.? Makna ?merdeka? selalu relevan dan aktual dalam perjalanan budaya kita, bahkan setelah ?nasionalisme? kita mengalami pelbagai kendala, benturan, tafsir, juga deformasi. Continue reading “MAKNA KEMERDEKAAN DALAM SASTRA”

Bahasa »