Kepada Dingin (yang) Tak Tercatat P: Kehandaitolanan Kreatif Goenawan Mohamad dan Saut Situmorang*

Wawan Eko Yulianto **
berbagi-mimpi.info, 13 Juli 2011

Minimal, sekali atau dua kali seorang pembaca sastra Indonesia (yang tidak hidup membaca dan berkarya secara soliter tentu saja) pasti pernah mendapati nama Saut Situmorang dan Goenawan Mohamad muncul nyaris bersamaan, bahkan dalam satu hela nafas atau dalam satu kalimat. Entah itu dalam esai, perbincangan, postingan blog, atau status facebook. Mungkin memang itu tugas mereka dalam sejarah sastra Indonesia: Continue reading “Kepada Dingin (yang) Tak Tercatat P: Kehandaitolanan Kreatif Goenawan Mohamad dan Saut Situmorang*”

APA untuk Ditulis, Bukan Sekedar Apa

Wawan Eko Yulianto

Jadi ingat saya, bagaimana ketika itu saya ingin sekali menjadi penulis. Sebagai konsekuensi, saya pun membaca Seno Gumira Ajidarma dengan serius. Beberapa saat kemudian, tanpa sadar saya membuat cerpen yang ke-Seno-senoan (menurut saya sih). Selanjutnya saya membaca serius Jorge Luis Borges, setelah lama sebelumnya saya membaca penulis Argentina ini sambil lalu, dan kemudian membuat cerpen yang, menurut teman saya sih, ke-Borges-borges-an (andai teman saya sekarang bilang begitu lagi, pasti saya langsung syukuran!). Continue reading “APA untuk Ditulis, Bukan Sekedar Apa”