Wicaksono Adi
Kompas, 16 Jan 2011
BEBERAPA tahun silam, dalam satu diskusi, perupa Dadang Christanto curhat: pendorong utama dalam berseni rupa adalah kebutuhan untuk membongkar sejarah kelam kekerasan guna mengikis trauma panjang yang ia alami sejak ayahnya lenyap tanpa jejak saat huru-hara 1965. Maka hingga kini karya-karyanya takkan jauh dari tema kekerasan. Tapi anak-anaknya yang mulai tumbuh dewasa justru ketakutan ketika menyaksikan karya-karya ciptaan si bapak. Continue reading “Takut Menjadi Esoterik”