KREATIVITAS PERSONAL DAN KREATIVITAS KOLEKTIF

(Jangan “Bermain-Main” dengan Main-Main A.S Laksana)

Dwi Pranoto *

Tulisan Wicaksono Adi yang diposting hari ini di status facebooknya; Karya, Nama, Media (Main-Main A.S Laksana); mungkin membuat A.S Laksana manggut-manggut setuju. (Apalagi dengan komentar Juru Baca yang menyatakan A.S Laksana “terlalu besar” untuk sastra nasional). Tinjauan Wicaksono Adi tampaknya mau melampaui pembahasan umum, dipicu oleh “Pengakuan Terbuka” A.S Laksana, yang berkisar antara plagiarisme dan pengujian. Continue reading “KREATIVITAS PERSONAL DAN KREATIVITAS KOLEKTIF”

Takut Menjadi Esoterik

Wicaksono Adi
Kompas, 16 Jan 2011

BEBERAPA tahun silam, dalam satu diskusi, perupa Dadang Christanto curhat: pendorong utama dalam berseni rupa adalah kebutuhan untuk membongkar sejarah kelam kekerasan guna mengikis trauma panjang yang ia alami sejak ayahnya lenyap tanpa jejak saat huru-hara 1965. Maka hingga kini karya-karyanya takkan jauh dari tema kekerasan. Tapi anak-anaknya yang mulai tumbuh dewasa justru ketakutan ketika menyaksikan karya-karya ciptaan si bapak. Continue reading “Takut Menjadi Esoterik”

Wicaksono Adi, “Terjadi Perluasan Kehadiran Teks”

Ahda Imran
pikiran-rakyat.com

Secara umum, bagaimana Anda melihat perkembangan sastra Indonesia tahun 2009, baik dari segi kekaryaan maupun pemikiran? Adakah yang membedakan perkembangannya dengan tahun sebelumnya?

Sebagian orang memang cenderung melihat perkembangan sastra dengan ukuran “kebaruan” yang mengacu pada kemunculan karya-karya fenomenal sebagai suatu “penemuan besar” yang dapat mengubah lanskap sastra secara radikal. Perkembangan sastra dibayangkan terbentuk oleh serangkaian penemuan seperti yang berlangsung dalam ilmu pengetahuan dan sains. Continue reading “Wicaksono Adi, “Terjadi Perluasan Kehadiran Teks””

Bahasa »