In memoriam: Wiratmo Soekito

H. Rosihan Anwar

Budayawan Wiratmo Soekito meninggal dunia dalam usia 72 tahun. Banyak berjasa dalam melawan PKI. Ia konseptor Manifes Kebudayaan yang menantang Lembaga Kebudayaan Rakyat.

BUDAYAWAN Wiratmo Soekito, 72 tahun, meninggal dunia Rabu, 14 Maret 2001 tengah hari, setelah mengalami stroke. Sekitar pukul empat petang jenazahnya tiba di rumah duka, dan 10 menit kemudian Presiden Abdurrahman Wahid datang, berdiri beberapa waktu di depan jenazah. Mulutnya komat-kamit. Kendati dua meter dari dia, bagi saya tidak jelas apakah Kiai Presiden sedang berdoa atau salat mayit. Continue reading “In memoriam: Wiratmo Soekito”

Proses Pendangkalan dalam Pemikiran Sastra Kini

Wiratmo Soekito

Dengan pemikiran sastra bukan puisi, novel ataupun sudah tentu yang kita maksud cerpen, tetapi lebih berkenaan dengan kritik dalam berbagai bentuknya, atau dengan sendirinya tidak masuk dalam kategori seni. Sebab seni itu tidak menguraikan, melainkan menyatakan, sehingga seni itu tidak memerlukan argumen atau alasan. Seorang seniman menurut hemat kita boleh tidak logis, malahan seorang seniman dalam menyatakan seninya boleh “sinting” atau “gila”. Continue reading “Proses Pendangkalan dalam Pemikiran Sastra Kini”

WIRATMO SOEKITO: INI BUKAN MANIFES KEBUDAYAAN II

Suryansyah

[Wawancara yang dilakukan Majalah TIRAS (1 Juni 1995, Hal 45-50) dengan Wiratmo Soekito, Konseptor Manifes Kebudayaan 31 tahun lalu. Ia menentang pernyataan Mei 1995].

Telah lahir sebuah pernyataan, namanya “Pernyataan Mei”. Inilah pernyataan sikap sejumlah budayawan terhadap berbagai bentuk pelarangan dalam kemerdekaan mencipta. Diproklamasikan tanggal 8 Mei lalu bertepatan dengan 31 tahun dilarangnya Manifes Kebudayaan (Manikebu) oleh Presiden Soekarno “Pernyataan Mei” serta merta mendapat sambutan, baik pro maupun kontra. Continue reading “WIRATMO SOEKITO: INI BUKAN MANIFES KEBUDAYAAN II”

Bahasa ยป