Zen Hae
korantempo,21 Maret 2010
DUNIA puisi Indonesia modern adalah dunia yang hancur-lebur. Lebih dari 60 tahun silam Chairil Anwar sudah menyatakan itu dalam sajak-sajaknya. Kehancuran dunia dan upaya aku untuk terus bertahan bukan hanya menjadi tema yang bersembunyi di balik struktur sintaksis puisi, tetapi muncul lewat frasa-frasa yang tegas sekaligus kikuk, padat-gerumpung, dengan bentukan kata yang bergerak antara kelisanan yang telah berurat-akar dan keberaksaraan yang terus memperkukuh diri. Chairil mengalami modernitas sebagai yang pedih dan mematikan tapi juga menyala-nyala, memberi daya hidup hingga seribu tahun lagi. Continue reading “Setelah Keruntuhan Candi Kata”