http://puisiazzet.wordpress.com/
Sajak Tanah Lapang
?alun-alun utara dan selatan
siapakah yang mengawali kesalahan maknai cinta
mengurai rahim nafas memburu di antara rumputan
pada jam mulai malam, ataukah bernama masangin
dengan mata tertutup berjalan mencari lubang
o, tentunya tidak demikian kata raja-raja
mungkin para kanak sedang lupa matahari
yang kini seakan bisa diciptakan siapa saja
yang berbinar-binar meski mengingkari tradisi
Bumidamai, Yogyakarta.
Kembali Ke Yogyakarta
?kembalilah kisanak, di sini masih tersimpan
embun pagi dan bunga-bunga!?
lelaki berwajah cakrawala memanggili entah
berdiri tegak di samping tugu kota
sementara orang-orang yang menjadi asing
kehabisan jawab, berderu saja tanya
tentang kelahiran dan langkah usia
yang begitu mudahnya lari berpaling
Bumidamai, Yogyakarta.
Kaliurang Tengah Malam
ini adalah perjalanan yang kesekian kalinya
sebuah romansa jejak para pemangku kerinduan
sebab kebisingan melebihi seteru angin
gemuruh kota merangsek hingga pendakian
memang kelelahan kadangkala menyergap
dengan rayuan yang sangat bercahaya
lagi-lagi doa, semoga tergeragap
tiada tersungkur menuju telaga pulang
ini adalah perjalanan menembus dingin
agar kebeningan senantiasa terjaga
tidak sekedar sujud mengancupkan kepala
tapi kesungguhan menebar salam cinta
Bumidamai, Yogyakarta.
Dari Yogya Merajut Doa
ya, bukan hanya kabar yang dihembuskan
angin pembisik di sini mengental pada dini hari
persis antara dingin dan embun, memeluki bumi
perih tangismu dirajut lukanya dengan doa
sekarang tidak lagi tanya kenapa ada belati
dan api yang mudah terbakar di mana-mana
bukan kelelahan atau heran tiada hingga
atas begitu saja mendadak sengketa dicintai
ya, kata orang di sini telah tertanam damai
meski sulaman berbeda dan berbagai warna
semoga merajut doa ini bergetaran menabraki
hening cinta di hati hingga rindu menyala
Bumidamai, Yogyakarta.
Kehilangan Jejak Di Malioboro
sungguhkah kita membawa peta itu petualang
tanda-tanda perjalanan perlahan terhapuskan
padahal pada jejak malam tersimpan melati
bukan ketajaman yang dihunus di hati
juga hingar-bingar yang mengiringi matahari
ke manakah begitu cepat berlarian sendiri
padahal cari makan bukan soal cara pandang
berani sekali kita belajar untuk menikam
Bumidamai, Yogyakarta.