Gara-gara Kawan

; sedikit catatan tentang persahabatan dan buku

Irwan Apriansyah Segara *

Pertama kali kubaca Dunia Sophie sebelum aku masuk kuliah. Tepatnya dua tahun sebelum masuk kuliah. Ketika aku berhenti sekolah, kabur dari Gontor lalu pindah ke MAN 1 Pandeglang. Kemudian keluar lagi saat kenaikan ke kelas tiga. Masa-masa ini adalah masa yang paling sulit kualami. Kedua orangtuaku kecewa bukan main, mereka merasa gagal menyekolahkanku. Pada awalnya aku diacuhkan, didiamkan dan tidak dianggap. Aku seperti binatang yang salah pulang ke sarangnya. Orang-orang di sekitarku memperlakukanku dengan hal serupa, beberapa mencibir dan memperolokku dari belakang. Desas-desus dan selentingan busuk yang berhasil mengerangkeng hari-hariku.

Sampai suatu ketika aku pergi ke Serang, menemui sahabatku Rozi Kembara. Semalaman menginap di perpustakaan Rumah Dunia membuatku terlepas dari kerangkeng orang-orang dari daerah asalku. Sebelum pulang dia menyempatkan diri bersamaku pergi ke toko buku loak di samping terminal Pakupatan. Dari sanalah pertemuan pertamaku dengan Jostein Gaarder (kelak buku dia yang lain, yang mendapat ruang dalam diriku adalah Vita Brevis). Sahabatku menunjukkan sebuah buku bersampul merah dengan gambar wayang di cover depannya. Di sana tertulis Dunia Sophie.

Beberapa hari kemudian, setelah pulang ke tempat asalku. Buku itu kubawa dalam tas sandang lusuh. Aku pergi ke pesisir pantai dengan sepeda bekas milik saudaraku, mencari gubuk sepi. Pertama kali kubaca buku itu di atas amben gubuk pesisir pantai Bagedur, sampai matahari tenggelam dan langit kemerah-merahan. Seusai maghrib aku pulang dan sampai di rumah pukul delapan malam.

Terkadang kubaca buku itu di atas pasir ketika sore. Terkadang aku berpindah-pindah, dari satu pantai ke pantai lainnya. Pantai Binuangeun, Pasir Putih, dan Pulomanuk, di sana jejak-jejak ingatanku pernah tertinggal dan masih tampak dalam ingatanku kini. Biasanya aku pergi ke pantai sekitar pukul setengah dua, bertepatan dengan anak-anak SMA yang baru keluar sekolah. Dari kejauhan sering kutatap mereka yang mengenakan seragam putih abu-abu. Membayangkan diriku bersama mereka, keluar sekolah dan berkelakar di jalanan.

Sampai suatu siang ponselku berdering. Dunia Sophie masih dalam genggamanku, segera kututup ketika kuketahui yang menelponku adalah seorang sahabat menanyakan kabar dan mengajakku kuliah. Kuliah? Seorang anak yang berkali-kali tidak melanjutkan sekolah menengahnya ini diajak kuliah, aku terbengong-bengong sendirian. Adakah jalan ke masa depan terbuka untukku? Kuambil jalan itu tanpa sedikitpun keraguan.

Jika bukan karena persahabatan dan buku, tentu aku akan tersesat sendirian dalam keterasingan yang perlahan-lahan mematikan harapan dan impianku. Mungkin aku kini tengah mencuci motor milik orang lain, sambil sesekali ikut mengangkut bata ke atas truk. Namun, Jostein Gaarder membuka pikiranku, membuatku menyadari apa artinya kesadaran diri lewat pemikiran tokoh-tokoh Sigmund Freud, Frederich Nietzsche, Sartre dan lainnya yang dideskripsikan dalam Dunia Sophie. Kalau bukan karena ikatan persahabatan dan buku, barangkali kini aku tidak sedang menempuh perkuliahan. Kurasakan tangan-tangan gaib nasib menuntunku ke suatu arah. Ke suatu tempat di mana hal-hal kecil kelak menjadi besar. Ke suatu tempat di mana segala usaha tidak lagi akan ada yang menjadi sia-sia.

April 7, 2014

Irwan Apriansyah Segara, lahir di Malingping, Lebak, 17 April 1989. Telah merampungkan studi di Fakultas Bahasa dan Seni – Universitas Negeri Yogyakarta. Mengikuti Pertemuan Penyair Nusantara (PPN X) pada tahun 2017. Puisi-puisinya termuat di Jurnal Sajak, Kompas dan beberapa media lokal dan nasional. Beberapa karyanya termaktub dalam antologi bersama, Mata Khatulistiwa (2018), Kavaleri Malam Hari (2017). Buku Nasib (2015), Puisi Empat Generasi, tribute to Dr. Boen S Oemarjati (2012), Ia Terbangun di Tahun yang belum Tercatat Kalender (2011). Buku puisinya yang telah terbit adalah Perjalanan Menuju Mars (Gambang, 2018). Bergiat di Sukusastra. Ia dapat dihubungi melalui surel irwansegara8@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *