MELAGA EMPU, MENDENYUTKAN ILMU

Suryanto Sastroatmodjo

1.
Seorang sahabat, baru-baru ini mengenalkan suatu istilah baru :Workaholisme. Apa pulakah itu? Teman kita menjelaskan yang dimaksudkan adalah “keranjingan kerja”, atau tegasnya kita dikendalikan oleh dorongan nafsu kerja, di mana keseimbangan sikap-kerja itu membuat orang jadi tanpa-daya. Dikatakan, kerja adalah merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Dengan bekerja, kita memang dapat memperoleh berbagai manfaat, seperti : imbalan materi, rasa berguna dan kesempatan pergaulan yang relatif luas. Continue reading “MELAGA EMPU, MENDENYUTKAN ILMU”

YANG BERPOLA PIKIR, YANG RAJIN MENYINDIR

Suryanto Sastroatmodjo

1.
Sindiran boleh saja datang, dari siapapun, dan dari manapun. Namun jelas, bahwa si empunya sindiran adalah mereka yang merasa, dirinya sebagai tokoh yang merasa lebih berkepentingan dalam sesuatu persoalan, sehingga merasa pula berhak mengeluarkan pendapat. Saya teringat akanMultatuli, yang dalam “Max Havelaar”nya memperlihatkan kekuatan pena yang luar biasa, lantaran dia menyindir penguasa kolonial di Hindia Belanda, yang semena-mena itu. Continue reading “YANG BERPOLA PIKIR, YANG RAJIN MENYINDIR”

YANG DIBANGUN DAN TERBANGUNKAN

Suryanto Sastroatmodjo

1.
Agaknya hanya diriku yang jadi kagok, ketika berlangsung lomba pidato di kalurahan, siang itu, sehari sebelum hari perayaan Agustusan. Soalnya, pada lumrahnya pidato-pidato yang berdengung, di kampung-kampung, maka lebih dari limapuluh perkataan “pembagunan” disebut-sebut, yang teramat bersifat klise, lagipula membuat pidato itu mirip sebagai ungkapan yang verbal semata. Saya hanya menyebit tiga patah kata pembangunan, yang saya kaitkan dengan istilah “pembangunan mental spiritual”, “pembangunan bangsa dan manusia seutuhnya”, Continue reading “YANG DIBANGUN DAN TERBANGUNKAN”

MENJADI ORANG URAPAN, MENJADI SANG KHARISMATIK

Suryanto Sastroatmodjo

1.
Sadarkah Pangeran Puger bahwa dia tengah mengemban Sabda Sejarah? Suatu pewartaan dari “Babad Tanah Jawa” mengungkapkan, tatkala jenazah Sri Sunan Amangkurat II tengah dikafani menjelang pemakaman agung. Puger menyaksikan sorot vertikal ke langit, berwarna putih kebiru-biruan, keluar dari batang kemaluan raja yang ereksi. Dengan kekuatan saktinya, Puger mengucup sorot tersebut hingga wajah dan seluruh tubuhnya mengambil alih Wahyu Kraton dari raja pendahulunya, yang juga adalah sang kakak. Continue reading “MENJADI ORANG URAPAN, MENJADI SANG KHARISMATIK”

PERANG-PERANG BERKENDALA

Suryanto Sastroatmodjo

1.
Pada galibnya, lewat ujung senjata, mestinya Prabu Duryudana dan Bima Sena dapat memperlihatkan pertarungan dahsyat yang mengecutkan hati. Bharatayudha memperlihatkan, awal dan ujung pergulatan ini sebenarnya amat seimbang, karena sama-sama memiliki semangat kerbau jantan, dan sama-sama pula memendam dendam. Walau, di babak yang menentukan, Duryudana remuk kepalanya oleh gada rujakpala, sebagaimana saudaranya, Dursasana, yang lebih dahulu maju ke medan laga. Continue reading “PERANG-PERANG BERKENDALA”

Bahasa »