Arfan Fathoni
dimuat di Gema
Seperti tersambar petir. Ingatan letusan pistol selalu menyiksa. Aku hanya cuma bisa berdiri. Keyataan berkata lain, aku tak bisa berkata-kata. Dan bukan masanya lagi aku tetap menatap meja itu terus. Gelas masih penuh dan mengepul. Aku harus berlari. Continue reading “Semeter dari Meja Tuan”