‘Atiqurrahman*
http://www.jawapos.com/
BILA sejarah adalah rentetan tragedi, epilog riwayat Tan Malaka adalah ironi. Demikian kiranya gambaran kehidupan seorang Tan.
Pada 1919 Tan kembali ke Indonesia setelah belajar di Belanda. Mulanya dia menjadi guru, lalu terjun ke arena politik. Pada kongres PKI di Semarang (1921), dia terpilih sebagai pimpinan partai. Dan, sejak itu pergerakannya dipantau pemerintah kolonial hingga berujung penangkapan. Continue reading “Tan Malaka, Potret Ironi Seorang Pejuang”