Kukang

Boyke Abdillah Bakar
Republika, 12 Feb 2012

SEMENJAK dulu, ayah adalah pribadi pemberang. Kalau marah, ia seperti hantu tanpa kepala. Mendengar suaranya saja membuat ciut nyali kami, belum lagi kalau sudah melepaskan senjata pamungkas, ikat pinggang kulitnya, berubah jadi cemeti. Sudah tertancap dalam benak untuk tidak berbuat apa pun yang membuatnya marah. Aku masih ingat, di depannya, kami menjadi anak-anak manis. Tiga anak perempuan dan dua anak laki-laki seumpama kelinci imut yang penurut. Continue reading “Kukang”

Bahasa ยป