In Memoriam tentang Mas Willy
Butet Kartaredjasa * Continue reading “Mbakyu, Aku Nyuwun Suntik”
In Memoriam tentang Mas Willy
Butet Kartaredjasa * Continue reading “Mbakyu, Aku Nyuwun Suntik”
Bobby Chandra, Titis Setyaningtyas, Wikipedia
tempointeraktif.com
TKabar meninggalnya penyair kondang WS Rendra cukuk mengagetkan banyak orang, termasuk Butet Kartaredjasa, monolog asal Yogyakarta. Menurut Butet, Si Burung Merak itu merupakan manusia yang penuh bakat.
“Dia jenius. Manusia jenius yang pernah lahir di Indonesia,” kata penyair Butet Kertaredjasa saat dihubungi Tempo dari Jakarta, Kamis (6/8) malam. “Di aktor dan penyair yang luar biasa, sutradara, intelektual, seorang esais, sekaligus dengan seluruh bakatnya itu, dia memposisikan diri sebagai seorang pejuang sampai titik darah penghabisan.” Continue reading “Butet: Rendra Manusia Jenius!”
Pentas Monolog Butet Kartaredjasa
Yuyuk Sugarman
sinarharapan.co.id
YOGYAKARTA? Kartu Tanda Penduduk (KTP) bukan persoalan yang gampang. Menemukan KTP orang yang tercecer di jalan pun bisa menjadikan buntung.
Persoalan itulah yang diangkat Butet Kartaredjasa dalam monolog “Sarimin” karya Agus Noor yang dipentaskan di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, 14 s/d 18 November, pukul 20.00 WIB. Penampilan Butet ini merupakan bagian dari Art Summit Indonesia V 2007. Continue reading “Sarimin Maunya Jujur Malah “Ajur””
J. Sumardianta
jawapos.com
PADA suatu pagi yang hening, di tengah suasana tafakur doa, para murid tersentak dikegetkan suara guru meditasi mereka bergegar-gegaran meledak dalam tawa. Saat sore tiba, pada upacara pemakaman seorang petinggi kerajaan, para murid dibikin sontak pula oleh derai tawa lepas guru mereka. Malam hari, saat seluruh penghuni perguruan Zen harus silentio stampa (puasa omong), sekali lagi sang guru terpingkal-pingkal ketawa. Para murid masygul mendapati ketidaklaziman itu. Guru pun berkata, ”Manakala surga menyentuh hatiku masakan aku diam saja. Hatiku melonjak girang bagaikan saut riuh kicau burung di waktu fajar.” Continue reading “Kitab Presiden Penggeli Hati”
Rakhmat Giryadi *
Dalam konsep drama tragedi terdapat monolog, soliloque, dan aside. Masing-masing memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda. Monolog merupakan perenungan terhadap peristiwa yang sedang menimpa sang tokoh. Dalam drama tragedi misalnya, sang tokoh biasanya berujar sendiri terhadap nasib yang menimpanya. Seperti Hamlet ketika berbicara sendiri setelah mendapat bisikan dari roh bapaknya, yang ternyata dibunuh oleh pamannya. Continue reading “Butet Kertaredjasa dan Tanda-tanda Jaman”