NGACENG TAPI RETAK: PUISI IYUT FITRA DAN MASHURI

Kris Budiman *

Sesudah Afrizal Malna, Dorothea Rosa Herliany, dan Joko Pinurbo cenderung menjadi mekanis dengan strategi tekstualnya, nyaris tiada nama penyair tersisa di dalam memori saya yang berkapasitas sangat terbatas ini. Hanya nyaris, sebab setidaknya masih tersimpan samar nama Zeffry J. Alkatiri atau Raudal Tanjung Banua. Bukan berarti puisi tidak lagi ditulis dan dipublikasikan. Di dalam sebuah antologi puisi keroyokan bahkan bisa tercantum ratusan nama penyair! Continue reading “NGACENG TAPI RETAK: PUISI IYUT FITRA DAN MASHURI”

Bahasa ยป